Namaku
Mendung. Nama yang aneh dan terkesan suram ya? Tapi aku bukanlah sosok gadis
aneh yang pemurung. Aku ceria dan hobi berceloteh. Hobi itulah yang kemudian
membawa langkahku ke radio, menjadi penyiar, lantas menemukan sosok Langit di
sana. Hei, nama kami sama-sama aneh, bukan? Bukankah Mendung terletak di
Langit? Apakah itu yang menyebabkan aku pada akhirnya meletakkan hati padanya?
Ah, waktu itu aku masih terlalu naïf untuk menyadari bahwa Langit tak akan
indah jika dihiasi Mendung. Tapi terlambat, aku sudah menyerahkan hatiku
bulat-bulat pada Langit sejak tatapan teduh matanya bersirobok denganku di
depan pintu ruang siar.
Aku
bukan gadis yang mudah jatuh hati, apalagi percaya dengan cinta pada pandangan
pertama. Dalam dimensiku, cinta tidak sesederhana itu. Bagaimana bisa
menyerahkan hati pada sosok yang belum kita kenal? Aneh sekali. Tapi ketika
bertemu Langit, semua teoriku tentang cinta hancur berantakan. Cinta menjadi
begitu sederhana dalam imajinasiku tentang dia. Aku menyerahkan hatiku pada
langit tanpa tahu benar apa alasannya. Apakah karena dia sang Langit dan aku
Mendung? Apakah karena tatapan mata teduhnya? Apakah karena suaranya yang
begitu indah sempurna tertangkap gendang telingaku? Entahlah. Tapi ketika
tanganku terulur untuk menyambut uluran salam perkenalan darinya, aku merasakan
ribuan volt tegangan listrik menjalari sekujur tubuhku. Detik itu pula, aku
merasakan ribuan kupu-kupu menari indah dalam perutku. Memalukan? Tidak juga.
Setidaknya aku masih mampu menjaga keseimbangan tubuhku agar tak pingsan konyol
di depan Langit.
***
*Ling
Ling Kafe, 12 Desember 2012
Desember
menjelma menjadi bulan yang begitu indah setelah di tanggal cantik 12-12-12
Langit memintaku menjadi kekasihnya. Cinta berbalas, adakah yang lebih
menyenangkan dari itu? Aku dan Langit dalam sekejap menjelma menjadi sepasang
kekasih bahagia, berbagi tawa, saling menawarkan rasa nyaman, dan saling
mengulurkan tangan ketika yang lain membutuhkan. Jika ada yang menanyakan
definisi bahagia padaku, maka Langitlah jawabannya.
Namun,
secepat Langit datang, secepat itu pulalah dia pergi. Hanya 3 bulan saja sejak
ia mengatakan cinta. Langit menarik kembali setiap jengkal kebahagiaan yang
pernah ia tawarkan. Aku pun terlempar jauh dari kata bahagia yang pernah ku genggam.
Langit. Nama itu pada akhirnya membuatku merasakan rindu dan benci pada waktu
bersamaan.
“Seharusnya aku mengenal Langit
lebih jauh sebelum memutuskan menjadi kekasihnya dan tenggelam dalam kobaran
cinta sesaatnya.”
***
*Ling
Ling Kafe, 12 Desember 2013
Aku
nyaris tersedak. Potongan buah yang tercelup kuah rasa leci urung ku sendokkan.
Di seberang sana sosok rupawan yang berbulan-bulan ini membuatku galau tampak
semakin nyata. Hei, itu Langit kan? Rasa senang sempat berkelebatan memasuki
rongga hatiku. Ini tanggal 12 Desember, pasti Langit hendak mengenang kisah
cintanya bersamaku. Atau mungkin dia akan mengajakku kembali menjadi kekasih
hatinya di Desember kali ini.
Tapi tak lama, mataku menangkap sosok lain
menyusul menjejeri langkah Langit. Gadis cantik. Ah, sangat cantik malah. Langit
membiarkan tangan gadis itu menggandengnya mesra, tindakan yang spontan
membuatku sesak nafas. Sial! Sebelum mereka semakin dekat, aku buru-buru membayar
ke kasir lantas beranjak pergi dari tempat itu.
Desember,
bulan penuh cerita, bulan dimana Langit pernah membuat hatiku membuncah bahagia.
Bulan yang juga menjadi saat Langit memporakporandakannya.
“Tulisan ini diikutsertakan dalam “Birthday Giveaway “WhenI See You Again” di blog: http://itshoesand.wordpress.com
“
*note : 498 kata
beserta judul :)
ihiiiy.. mantaaap.. goodluck taaan..
ReplyDeleteKan kamu yang ngasih info, Ran :p
DeleteMakasih ya, cantik ^^
Mantap, Desembernya... :)
ReplyDeleteMakasih mas :D
Deletekarena kadang yang datang lebih cepat itu mudah pula sirna rasa cintanya, itulah kenapa lebih enak klo jatuh cinta sama orang yang udah lama dikenal.
ReplyDeleteYuhuu kak Ila.
Deletejatuh cinta sama sahabat sendiri misalnya :D
Intaan...
ReplyDeleteTulisanmu iniii....aku banget!
Aku suka gayamu bertutur.
Sempurna sebagai penulis novel teenlit.