“Mendapat
undangan reuni. Apakah yang anda rasakan?”
Wuah..
tentu saja saya akan bersukacita jika mendapatkan undangan reuni. Bibir
menyunggingkan senyum bahagia karena menemukan jalan untuk bertemu dengan
orang-orang tersayang pada suatu titik waktu yang kita sebut ‘masa lalu’. Hei, siapa bilang masa lalu
selalu identik dengan ‘gagal move on’?
Masa lalu itu penting loh. Bukan sebagai sarana menuju area galau, melainkan
cara ampuh untuk merefleksi diri, apakah
kehidupan yang kita nikmati sekarang sudah lebih baik dibanding masa lalu?
Karena pada hakikatnya, kita hidup untuk menjalani proses belajar. Belajar
untuk makin baik dari hari ke hari.
Selain
menjadi sarana bertemu dengan ‘orang-orang
lama’, bagi saya reuni memiliki manfaat lain, yaitu :
1) Sebagai sarana
menyambung silahturahmi.
Tinggal
di wilayah yang berjauhan tentu saja akan membuat jalinan silahturahmi
mengendur. Namun, berkat adanya reuni, hubungan baik itu bisa dipererat
kembali. Selain itu, terlepas dari acara seru-seruan dan kongkow-kongkow,
silahturahmi juga dipercaya sebagai sarana ampuh untuk melancarkan rezeki loh.
Nggak
percaya?
Ini
nih buktinya :
“Barangsiapa
yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan
umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.” (H.R Bukhari)
"Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah bersilaturahmi”
(Muttafaqun
‘alaihi)
2) Sebagai media saling
tukar informasi.
Sekian
tahun tak jumpa tentu akan berbeda rasanya ketika jumpa kembali. Ada teman yang
telah menjadi dokter, pengacara, pengusaha sukses, bankir, dan lain-lain. Nah,
dalam hal ini, silahturahmi bisa banget dijadikan sarana bertukar informasi.
Itu langkah awalnya loh, siapa tau setelah saling sharing, ada kerjasama yang bisa
dilakukan. Atau malah buat yang tengah menganggur, ajang reuni juga bisa
dijadikan ajang untuk mencari pekerjaan. Sekali menyelam, dua tiga empat pulau
terlampaui tuh. Reuni dapat, nemu pekerjaan, yah sikat :D
3) Sebagai sarana untuk
melecut semangat hidup agar makin maju, serta sarana bersyukur terhadap apa-apa
yang telah dimiliki.
Ketika
melihat teman-teman dalam sebuah acara reuni, tentu ada yang makin sukses, ada
pula yang stuck atau malah sedang dalam kondisi yang tak begitu baik. Lantas
apa yang bisa kita pelajari dari hal itu?
*ketika mlihat mereka yang telah
melesat jauh dalam kesuksesan : jadikan kesuksesan
mereka sebagai cambuk pelecut semangat agar kembali memiliki energi untuk
menggapai kesuksesan yang serupa atau bahkan jauh lebih hebat. Jika mereka bisa
mendulang kesusksesan, kenapa kita tidak?
*ketika melihat mereka yang kurang
hoki dalam kesuksesan versi duniawi : inilah saatnya untuk
bersyukur. Bukan bersyukur karena teman ndak sukses loh ya.. Melainkan, untuk
mengetuk hati, menyadarkan diri, bahwa masih ada yang ‘di bawah kita’. Lagi-lagi, hal ini bukan dimaksudkan agar kita
menjadi sombong. Melainkan agar timbul rasa cinta dan syukur terhadap apa-apa
yang telah dimiliki.
Namun,
dibalik seabrek manfaatnya, reuni juga bisa menjadi kesempatan bagi segelintir
orang untuk unjuk pamer. Yap, memamerkan karir, kendaraan mewah, partner hidup
serta tak ketinggalan untuk memamerkan atribut yang mereka kenakan (baju
bermerk, aksesoris bling-bling, serta tas dan sepatu yang mahalnya nauzubillah).
Wah, kalo udah gini, reuni jadi nggak asyik lagi dong.. Tapi tenang, saya sudah
menyiapkan jurus jitu gimana caranya buat menghandle keadaan nggak enak ini.
1) Cuek ala bebek.
Kenapa
harus peduli setengah mati, jika yang songong cari muka hanyalah segelintir
kecil manusia? Toh, masih banyak ‘orang-orang
baik’ dalam ajang reuni yang bisa kita ajak silahturahmi dengan baik serta
saling bertukar cerita dan informasi dengan cara yang menyenangkan.
2) Bawa temen baik atau pasangan.
Untuk
jaga-jaga kondisi paling payah -> ‘krik-krik
seorang diri’, bawalah seseorang yang bisa membuat kita nyaman, bisa dengan
cara membawa serta teman baik atau sang kekasih ke acara reuni tersebut. Ini
untuk jaga-jaga aja kalo semisal dalam reuni yang didatangi, seluruh peserta
reuni mendadak menjelma jadi ‘orang-orang
songong sedunia’.
3) Pe u el aa eng alias pulang :D
Kalo
emang suasana reuninya udah nggak asyik dan hanya bikin mengkel hati karena
malah jadi stan pameran, ngapain pake mikir dua kali buat segara cap cuss
pulang. Yah, daripada malah bikin penyakit hati gegara ngomel-ngomel sendiri,
mending pulang kan ya? :p
Yipii,
itulah sekelumit pendapat saya tentang suka duka reunian. Yang pasti, sebelum
reuni kita kudu melakukan persiapan dulu.
1) Persiapan mental dan hati.
Yakinin
diri kalo emang niat kita buat reunian adalah untuk menyambung silahturahmi,
bukan buat ngisi salah satu stan pameran :))
2) Persiapan diri.
Nggak
harus tampil ‘wah’ dalam sebuah ajang
kumpul-kumpul, namun nggak ada juga yang nganjurin buat tampil super lecek
dalam kondisi yang bakal bikin ketemu sama banyak orang itu. Intinya, kudu bias
ngatur porsi berpenampilanlah. Nggak berlebihan, namun juga nggak kucel :))
Sekian
:))
*Tulisan
ini diikutsertakan dalam kuis di sini.
Silahkan buat yang pengen ikutan, masih ditunggu hingga hari senin (11 Maret
2014). Hadiahnya pulsa 10 K untuk 5 pemenang, khusus buat mereka-mereka yang
jawabannya mampu mencuri hati juri.
Selamat
mengikuti.
Wish
you luck, wish me luck :))
No comments
Makasih udah baca, tinggalin jejak dong biar bisa dikunjungin balik ^^