Haiii ..
Sebelum cerita panjang
kali lebar kali tinggi, Intan pengen ngucapin selamat Hari Pos Telekomunikasi
Telegraf (PTT), yang jatuh kemarin (27 September 2014). Semoga tetap dan makin
kokoh berdiri ditengah gempuran persaingan jasa komunikasi sekarang ini. Telat
sehari sih ngucapinnya, tapi lebih baik telat daripada nggak sama sekali kan?
*maksa *alibi
Omong-omong tentang Pos
dan segala hal khas tentangnya (pak pos, seragam orange, perangko, dll), aku
jadi pengen bernostalgia sejenak. Mengenang hari pertama berkenalan dengan
kantor pos dekat rumah dan seisinya.
Sejak kecil (usia 5
tahunan), aku sudah diperkenalkan dengan beragam lomba, baik di dunia nyata
(secara langsung), seperti lomba menyanyi anak, lomba foto, mewarnai, dan
lainnya. Juga lomba yang tidak langsung. Tidak langsung, maksudku melewati
perantaraan jasa pengiriman barang : Pos. Seperti lomba menulis anak, lomba
menyusun puzzle, lomba kreasi barang lucu dari kotak susu. Lomba-lomba semacam
itu biasanya diadakan oleh majalah anak langganan, atau diadakan oleh
perusahaan makanan besar. Ibu bilang, aku harus terbiasa mengikuti kompetisi,
agar mental tangguhnya terbentuk sejak dini.
Awalnya hanya iseng,
namun dengan seringnya kiriman hadiah hasil lomba datang ke rumah, aku pun
ketagihan. Pengen ikut lagi, lagi dan lagi. Selama perjalanan berkompetisiku
itu, pak pos adalah sahabat baikku. Aku mengirim karyaku lewat jasanya, dan
menerima paket hadiah dengan selamat berkatnya pula.
Aku ingat benar,
gara-gara teramat sering bertemu, aku sampai amat akrab dengan salah satu pak
pos yang bekerja di kantor pos dekat rumah. Tak hanya sebatas urusan pengiriman
karya dan hadiah, tiap kali tanggal muda ia rajin menghadiahiku buku bacaan,
kadang komik, kadang pula buku mewarnai. Dan bila akhir bulan, gantian ibu dan
bapakku yang menghadiahi pak pos itu dengan bertumpuk-tumpuk makanan. Hingga
pak posnya pindah tugas ke kota lain, keakraban kami terjalin erat.
Ah, zaman itu, aku tak
kenal jasa pengiriman lain selain Pos. Pos hadir layaknya cinta pertama. Membekas,
posisinya tak terganti. Meskipun saat ini, jasa pengiriman sudah menjamur, aku
tetap memanfaatkan jasa Pos sebagai pemilihan pengiriman. Aku masih tetap rajin
berlomba loh (saat ini usiaku sudah merengsek melewati angka 20, artinya 15 tahun
sudah aku bersama Pos). Bagiku, selagi nyaman, kenapa harus pindah ke jasa
pengiriman lain?
Dulu, Kini, dan nanti,
Pos akan tetap menemani hari-hari penuh kompetisiku. Mengantarkan
tumpukan-tumpukan hadiah, surat juga sarana bertukar perangko dan kartu pos
dengan sahabat sesama blogger.
Terimakasih Pos. Dirgahayu
untukmu. I love you :))
*gambarnya minjem :))* |
kao disini seringnya q yang ambil :)
ReplyDeletedisini kalau ada kiriman dari pos suruh ambil sendiri masa :o ga kece
ReplyDeleteDirgayahu Pos Indonesia...!
ReplyDelete