Sejak masih seunyil unyil sampai udah segede
sekarang, Intan udah 3 kali menikmati moment kelulusan. Pertama, kelulusan SD.
Kedua, kelulusan SMP. Ketiga, kelulusan
SMA. Dan Insya Allah, April 2015, Intan akan merasakan menikmati kelulusan dari
jenjang pendidikan strata 1 Pendidikan Fisika (mohon di-aamiinkan).
Setiap usai kelulusan, yang Intan rasakan adalah
keharusan untuk move on. Selepas SD, Intan harus move on dari fasilitas antar
jemput yang ibu bapak berikan, harus berani naik angkot, harus berani jalan
kaki sendiri, dan tentunya harus mengurangi kadar manja yang dimiliki. Selepas
SMP, Intan juga harus menyiapkan mental tangguh untuk memulai hari sebagai
remaja abu-abu. Duh, fase ini memang teramat menyenangkan, namun juga rentan
sekali sama cobaan psikis. Maklum, saat SMA sering merasa ‘nggak nyoba semua
hal, nggak gahol!’. Selepas SMA rasanya lebih berat lagi, hidup benar-benar
berubah, belajar mengatur kehidupan sendiri selaku anak kost, belajar tetap ‘on
the right track’ meski jauh dari pengawasan orangtua.
Lulus..
disadari atau tidak, mengharuskan kita untuk berubah, menyesuaikan diri dengan
kehidupan baru yang menanti di depan mata.
Lulus, lalu move on, apakah sesederhana
menuliskannya? Tentu tidak! Ada beberapa hal yang harus kita persiapkan, agar
selepas lulus, kita benar-benar bisa move, menjadi pribadi yang lebih baik,
menikmati kehidupan yang lebih indah.
1) Jangan berambisi mencapai titik lulus, tanpa
menikmati perjalanannya.
Lulus memang menyenangkan, tapi jika tak menikmati
perjalanan dalam meraihnya, buat apa? Paling hanya sesal yang didapat.
Semisal, ada mahasiswa yang teramat berambisi
mengejar gelar sarjana. Eh, setelah memakai toga, ia malah sibuk mengeluh “Duh,
ternyata lebih enak jadi mahasiswa. Masih diberi pesangon dari orangtua, masih
punya kesibukan yang menyenangkan, masih bisa hangout bareng teman-teman kampus.”
*gubrak bener kalo ada orang plin plan model begini
Selagi masih menjalani, nikmatilah. Siapa tau, esok
lusa, moment-moment itu akan menjadi moment yang dirindukan, sulit sekali
dilupakan.
2) Jangan tunda esok lusa, jika hari ini bisa lulus.
Menikmati bukan berarti leyeh-leyeh tanpa melakukan
usaha menuju lulus. Bukan! Menikmati berarti menjalani sesuatu tanpa tekanan,
tanpa gerutuan, juga tanpa menyerah tentunya.
Judul ditolak dosen? Revisi, jangan kecil hati.
Seminar kudu antri? Hatinya disabarkan. Semoga jauh
dari keluh kesah.
3) Setelah lulus, lalu apa?
Ini juga tak kalah penting. Setelah lulus, lalu apa?
Jangan hanya mengejar lulus, tanpa tau apa yang akan kita kerjakan selepas
lulus.
Semoga setiap kelulusan yang kita raih, benar-benar
mengantarkan kita menjadi pribadi yang lebih baik.
“Tulisan ini diikutsertakan Keina Tralala First BirthdayGiveaway” |
Semoga lancar jalannya sampai wisuda ya dan semoga sukses giveawaynya. :)
ReplyDeleteSelamat menikmati ya Tan, nanti juga tahu bagaimana prosesnya menuju momen wisuda :D
ReplyDeleteaku lulus 14 smester lho...dan haiik bisa lulu...semoga bisa lulus cpata
ReplyDelete