Pada suatu hari, seorang anak kecil tengah
berjalan-jalan di area pelatihan gajah-gajah liar agar mudah dijinakkan dan
bisa membantu aktivitas manusia. Alangkah herannya dia saat melihat seekor
gajah besar, gagah dan kelihatan kuat, diam tak bergerak padahal salah satu kakinya
hanya diikat seutas tali kecil. Nampak jelas, jika si gajah mau, tentulah ia
dapat melepaskan diri dengan mudah.
Si anak kecil lalu bertanya pada ayahnya,
“Yah,
kenapa gajah itu diam saja? Kenapa ia tak mencoba melepaskan diri?”
“Anakku,
sejak kecil, salah satu kaki si gajah telah diikat dengan tali kecil. Dia pernah
mencoba melepaskan diri, namun gagal. Hingga dia tumbuh besar, gajah itu telah
meyakini bahwa dia tak akan mampu melepaskan diri dari tali kecil itu.”
***
Seperti gajah, aku juga merasa gagal berdamai dengan
masa lalu. Seolah, sekali mengalami kegagalan, maka kegagalan itu menghantui
hidup selamanya, tak akan mampu berubah.
Tahun 2012, aku pernah mengikuti seleksi pertukaran
mahasiswa ke Kamboja. Aku gagal di tahap wawancara. Rasa pedihnya abadi hingga
seleksi lagi di tahun 2013. Aku memutuskan tidak mengikuti seleksi itu karena
takut gagal lagi. Setelah pengumuman, aku baru tau, kalau ternyata peserta seleksi
di tahun 2013 hanya sedikit jumlahnya. Temanku yang kemampuan bahasa Inggrisnya
se11-12 denganku pun sukses lulus dan mencicipi menimba ilmu di luar negeri. Aku
gigit jari dan berandai-andai .. seandainya
aku berani mengikuti seleksi di tahun 2013..
***
“Ntan,
ada lomba nyanyi nih. Gratis loh, pilihan lagunya juga banyak dan relatif
mudah. Mau ikut?”
Aku spontan menggelengkan kepala. Teringat kejadian
memalukan 2 tahun sebelumnya saat aku mengikuti lomba menyanyi dan .. fals. Saat
pengumuman, aku baru menyesal, ternyata semua peserta lomba menyanyi itu
mendapatkan piagam penghargaan dan uang pembinaan karena jumlah pesertanya
sedikit. Arrgh! Lagi-lagi aku menolak rezeki karena ketakutan akan kegagalan di
masa lalu.
Seringkali aku mengalami peristiwa ngenes semacam
itu. Pikiran buruk semacam “Udah sih
nggak usah belajar, pelajaran hitung-hitungan kayak gini aku pasti dapet C. Semester-semester
kemarin juga begitu.” Dan benar-benar terjadi, nilai C menghiasi nyaris
semua pelajaran hitung-hitungan semacam Kalkulus, Termodinamika, Gelombang
Optik, Mekanika. Semuaaaa .. astagaah!
http://fiksi.kompasiana.com/ |
***
Aku nggak mau selamanya jadi seperti gajah yang diam
tak bergerak padahal hanya ditahan tali kecil pada satu kakinya. Aku mau
berdamai dengan masa lalu, berusaha move on. Jika tidak, aku hanya akan menjadi
pengembara gagal di muka bumi ini. Masa sih hidup hanya sekali habis pula diisi
dengan ketakutan yang bisa jadi hanya halusinasi?
Ini yang akan aku lakukan agar bisa #BeraniLebih berdamai dengan masa lalu:
1. Banyak membaca terutama biografi orang-orang
sukses.
Aku belum pernah menemukan kisah orang sukses tanpa
kegagalan. Malah, yang membuat mereka sukses tak lain dan tak bukan karena
mereka pantang menyerah.
2. Percaya bahwa keberhasilan ialah akumulasi dari
setiap kegagalan.
Percaya atau tidak, ada teori yang mengatakan:
setiap kegagalan yang kita alami akan mengantarkan kita semakin dekat ke pintu
keberhasilan. Ada juga yang bilang, kegagalan dan keberhasilan ada dalam 1 koin
yang sama. Tanpa gagal, tak kan ada keberhasilan.
3. Bersyukur dan jangan lupa bahagia.
http://www.vemale.com/ |
Facebook: https://www.facebook.com/Inokari
Twitter: https://twitter.com/Inokari_
#490 kata beserta judul
masa lalu sebagai pembelajaran akhirnya ya mba..
ReplyDeleteiyaa mak :))
Delete