Menjadi Penulis Novel Bersama “Smart Writer”



Assalamualaikum.

Sejak SMP dan menggandrungi teenlit lalu seiring waktu beranjak menyukai novel setengah mati, aku sudah berkeinginan menjadi penulis. Punya banyak novel karya sendiri, ngadain bedah buku di toko buku besar di kota Bengkulu, diundang bincang-bincang di radio dalam acara buku (penyiar yang ngebet jadi bintang tamu hihi), pokoknya seabrek kegiatan lain yang kayaknya nyenengin.

Dari SMP pula (sekarang aku udah tamat kuliah, usia 22 tahun lewat dikit), aku udah nyoba-nyoba ngedraft novel. Begitu excited di bab-bab awal, namun selalu berakhir tragis saat pengembangan cerita. Idenya mampet. Buntu. Selalu begitu.

Beranikah Kamu Berhijab?



Assalamualaikum.

Suatu siang, ketika aku sedang scrolling timeline facebook, aku ga sengaja nemu status yang nggak banget. Lebih nggak enaknya lagi karena yang punya status itu aku kenal (dengan cukup baik) di dunia nyata.

Kira-kira begini isinya..

“Aku sih lebih milih ga hijaban deh, daripada pake hijab tapi hijabnya ga nutup dada. Masih pake jeans pula. Berani banget berhijab tapi ga sesuai aturan. Aku tau aturan yang bener, makanya aku belum mau berhijab. Nunggu siap lahir batin. Karena kalo salah, bukan pahala yang didapet malainkan dosa.”

#DapurNgebul : Mudahnya Masak Pindang Ikan


Assalamualaikum..

Halo halo. Kita jumpa lagi di edisi #DapurNgebul. Kali ini aku mau masak ikan rebus. Eh maksudnya pindang ikan. Haha.

Sebenarnya, sejak zaman aku SMA, ibu udah sering bilang “masak pindang ikan itu gampaaaaang. Cuma perlu iris-iris bumbu, terus rebus. Kelar.” Yahee .. tapi kan dulu ga ada motivasi kuat buat ngoprek-ngporek dapur. Nah ini, yang tersayang ternyata predator segala masakan berkuah segar, termasuk pindang. Okelah, cus masaaaak!

Taman BINEKA Kota Bintuhan-Kaur, Sang Taman Modern Berbalut Kebudayaan


Taman BINEKA Kota Bintuhan-Kaur, Sang Taman Modern Berbalut Kebudayaan

Assalamualaikum.

Temans, jika kamu berkesempatan berkunjung ke kota Bintuhan, Kabupaten Kaur, Bengkulu, jangan lupa untuk mampir ke taman BINEKA, sang taman modern namun dibalut dengan kebudayaan sendiri. Jika kamu datang dari arah Padang Guci, taman cantik ini terletak di sebelah kanan, persis sebelum berbelok ke area Pondok Pusaka.

Hah? Pondok Pusaka?

#DapurNgebul : Masak Pempek Yuk!



#DapurNgebul : Masak Pempek Yuk!

Assalamualaikum

Hai hai hai..
Salah satu resolusiku di tahun 2016 ini adalah .. bisa masak! Tujuannya..

Biar hemat.

Isi Tas-ku, Sumber Rezeki-ku



Assalamualaikum ..

Hai hai halo.

Seberapa penting arti sebuah tas bagi teman-teman? Sangat penting? Penting aja? Atau malah tidak penting?

Gagal Gaul Selamatkan Kisahku



Suatu hari di beberapa tahun lalu, saat aku masih mengenakan seragam putih abu-abu..

Masa SMA-ku

“Pak, hari minggu Intan boleh ke Bengkulu? Sama Ike, Devi, Wahyu..”

“Mau ngapain ke Bengkulu? Bukannya minggu kemarin kamu sudah beli stok bacaan buat sebulan?”

Along the Road



Hai, apa kabar?

Apa kesibukanmu saat ini?

Apakah kau sama gelisahnya sepertiku? Menjalani 7,5 jam di kantor dengan perasaan tersiksa? Memaki-maki takdir yang seolah mempermainkan masa depan kita?

Ah. Menyesal juga ya kenapa harus jadi mahasiswa taat yang dirundung kecemasan saat tak kunjung tamat di tahun ke-4 kuliah. Lantas bergerak cepat untuk menamatkan kuliah 4 bulan kemudian. Keputusan yang (sepertinya) keliru, karena ternyata dunia yang terbentang selepas wisuda tak semenyenangkan yang kita bayangkan.

Untuk Superstar yang Menjadikan Hatiku Merah Jambu



Hai.

Awalnya aku tak menduga akan merasakan  jatuh kagum yang lantas bertransformasi jadi cinta kepadamu. Mana aku berani? Namun hati sering berselisih dengan logika, bukan? Dan ya, logikaku mendadak tumpul, dikalahkan hati yang debarannya tak dapat lagi dikendalikan.

Untuk Kau yang Pernah Menjadi Sahabatku




Hai sister.

Apa kabarmu?

Apakah ceria di wajahmu seceria yang ku lihat di instagram?

Apakah syukur di hatimu seluas syukur kata-kata yang kau rangkai menjadi PM di BBM-mu?

Untuk Adik yang Pernah Ku Benci




Hai adik.

Apa kau ingat cerita tentang kita belasan tahun lalu? Saat kau baru saja menghirup udara di bumi, saat umurku baru 9 tahun, saat aku begitu membencimu karena satu alasan yang menurutku saat itu melebihi kata benar : kau merebut mamaku. Kau merebut kehidupanku.  

Atas alasan itu, saat sesekali liburan dan punya kesempatan menengokmu, tak pernah aku mencium pipimu seperti seharusnya, tak pernah aku menggendongmu sebagai kakak. Malah kadang diam-diam, aku mencubitmu dengan cukup keras. Tentu saja tanpa sepengetahuan mama. Andai mama tau beliau mungkin tak akan memarahiku, melainkan memandang kita berdua dengan wajah penuh luka. Itu yang aku tak mau. Aku tak ingin mama sedih. Cukuplah sedih menjadi milikku kala itu.

Kepada Pembuka Kesempatan-kesempatan Hebat




Halo.

Apa kau masih ingat saat pertama kali kita berkenalan?

Ya, akhir Desember 2012. Sudah cukup lama bukan? Tapi rasaku padamu tak jua berubah, tak kunjung bertransformasi jadi jenuh. Aku tetap memujamu, menganggapmu sebagai pembuka kesempatan-kesempatan hebat. Pembuka jalan bagi semua mimpi-mimpi absurd yang menari cepat di kepalaku.

Untuk Kita yang Dipisahkan Jarak



Halo sayang.

Apa kabar kamu tanpa aku?

Apa kabar kotamu tanpa hadirku?

Apakah semua baik-baik saja?

Apakah semua berjalan seperti biasa.

Aku tidak baik.

Kotaku tidak sempurna tanpa hadirmu.

Dan semua tidak berjalan seperti biasa saat aku tanpa kamu.

Saat kamu tanpa aku.

Sebelum Kau Jatuh Cinta Pada yang Lain


Halo, apa kabarmu pagi ini? Apakah suhu panas di tubuhmu sudah mulai berkurang? Apakah flu hebat yang menghambat pernafasanmu sudah mulai terasa lapang?

Apa? Kau bilang hatimu yang sekarang tak tenang?

Oh please. Sudah berapa kali ku ingatkan agar kau jatuh cinta pada dirimu sendiri sebelum berani melabuhkan hati pada yang lain. Apa kau lupa?

Teruntuk Lelaki Pertama yang (Harusnya) Ku Kenal




Hai pa.

Awalnya aku ingin mengetik apa kabar sebagai pembuka surat ini. Tapi ah, rasa-rasanya pertanyaan itu terlalu naif untuk 2 orang yang menjalani hubungan seperti kita.

Maka izinkan aku mengubahnya menjadi apa papa pernah ingat aku?