Sejak lulus kuliah S1 setahun lalu, aku mulai
merasa banyak kode-kode garis keras yang dilayangkan untukku dari pihak keluarga,
terutama ibu. Mereka gregetan, kok waktu SMA gonta ganti pacar melulu, pas udah
‘berumur’, udah selesai kuliah, udah kerja pula, malah nggak kelihatan bawa
gandengan? Ada apa? Ada yang salah kah? Apa Intan pernah kejebak cinta buta
lantas trauma?
Seriously, kalo boleh
pinjem pintu kemana saja milik Doraemon, salah satu dari beberapa hal yang
ingin aku perbaiki di masa lalu adalah : nggak kejebak cinta buta.
Ngapain sok-sok iye cinta mati sama si anu si
itu, padahal rasa yang dipunya nggak lebih dari sekedar gejolak hormon remaja
yang sedang haus perhatian melimpah?
Ngapain buang-buang air mata ketika si dia
ketahuan selingkuh, lantas minta balikan pula?
Ngapain coba menghabiskan berhari-hari bahkan
berminggu waktu untuk mengurung diri dengan mengatas-namakan ‘masa berkabung
karena patah hati’? Haish! Please. Itu adalah fase-fase suram yang beneran ga
pengen aku ulangi lagi. NO NO NO!
Tapi syukurlah, cerita itu udah tertinggal di
hari kemarin. Meski sesekali masih menyesali diri, setidaknya aku yang sekarang
udah melangkah maju. Udah ga mau terburu-buru mengiyakan gejolak kupu-kupu,
hanya untuk menangis sesenggukan kemudian. Lagipula, cinta itu seharusnya mampu
membuat siapa pun menjadi sosok yang lebih baik, lebih bahagia, lebih
produktif. Kalau malah berember-ember air mata, hari-hari penuh frustasi,
bertimbun-timbun rasa insecure yang
didapat saat menjalin hubungan, udah jelas ada yang salah. Itu bukan cinta,
melainkan logika yang sedang mati rasa.
Lantas, apa saja yang menjadi parameter
seseorang yang terjebak cinta buta? Coba deh baca artikel ini : Cinta Buta dengan Pacar? Kenali Tanda-Tanda Berikut agar Kamu Tidak Terjebak di Dalamnya! Coba cek, apakah
kita terjebak dalam jebakan cinta buta atau masih dalam lingkup hubungan yang
sehat? Syukur-syukur jika ada di hubungan yang sehat ya, jika tidak, mending
buru-buru melepaskan diri, meski berat, namun melepaskan diri dari cinta buta
ini hukumnya WAJIB. Karena jalan hidup yang terentang panjang ke depan,
ditentukan dari keputusan-keputusan yang kita ambil di masa kekinian. Termasuk
menyoal tentang cinta-cintaan ini.
Lantas, jika sedang terjebak cinta buta, kan
bukan perkara gampang tuh buat keluar, apa dong yang harus dilakukan? Aku punya
beberapa tips yang praktik-able.
Langkahkan kaki lebih jauh, melihat dari
sudut pandang yang lebih luas, serta bekerja lebih keras adalah kombinasi
paling dahsyat untuk lepas dari jerat cinta buta. Fokuslah bekerja, geluti
passion, sisihkan gaji untuk liburan seru bareng sahabat dan keluarga. Seiring dengan mata yang terbuka, semoga
logika kita juga mampu berfungsi sebagaimana mestinya. Kita akan melihat
sosok-sosok menawan yang lain, hal-hal hebat yang selama ini luput dari
pandangan, juga kesempatan-kesempatan keren yang ternyata luar biasa melimpah
di luar sana.
Yakin masih mau tenggelam dalam perasaan yang
begitu-begitu saja?
Kita hidup nggak sendiri. Ada keluarga, ada
sahabat, ada masyarakat. Meski ada ungkapan ‘kita nggak bisa menyenangkan semua
orang’, tapi kita tentu tahu ada etika
dan norma yang mengatur jalannya semesta. Coba tanya pada diri sendiri, apa
membuat jalan cintamu begitu rumit dan sempit?
Ada kah cara yang menyalahi norma?
Ada kah pihak yang kau sakiti hatinya demi
mereguk bahagia yang ingin kau kecap sendirian saja?
Ada kah suara dari hati kecil yang kau
ingkari kebenarannya?
Jika jawabannya ADA, itu tandanya ada jalinan
asmara yang perlu ditinjau ulang.
Tak ada yang abadi di dunia ini, termasuk
sebongkah perasaan bernama cinta. hari ini boleh jadi cinta, esok lusa belum
tentu. Itu pun jika perasaan yang dipunya benar-benar cinta dalam arti
sesungguhnya. Kadang, ada perasaan-perasaan lain yang serupa tapi tak sama
dengan cinta, entah itu berwujud kagum, rasa ingin memiliki, rasa ingin
dilindungi dan diperhatikan, rasa kasihan. Beda tipis. Kadang keengganan
menganalisa rasa, adalah sumber petaka.
Jangan terlalu mendewakan perasaan. Bisa jadi sebongkah rasa yang kita punya
sekarang, esok lusa bertransformasi menjadi secuil, lantas mendebu. Tak ada
yang tahu.
Apa menariknya belingsatan karena terjebak cinta
buta dibanding dengan kasus kelaparan tak berkesudahan dan kawasan kumuh yang
digusur di luar sana? Atau peperangan yang tak kunjung usai di negara bagian
lain? Kasus kebakaran hutan yang dari zaman A sampai Z belum ditemukan
solusinya?
Malu rasanya kalo kita sebagai anak muda yang
masih sehat-sehat aja malah menghabiskan energi buat mewek dan baper all day long. Mending bantu kasih
pencerahan buat dunia. Duileee berat. Ya udah, mari mulai dari hal yang paling
ringan. Kasih pencerahan buat diri sendiri dulu lah minimal. Dengan belajar
hidup disiplin, tidak main-main menekuni hal positif yang disukai, care dengan lingkungan sekitar, mematuhi
norma dan etika yang berlaku – sekedar buang sampah pada tempatnya, misalnya,
itu udah nolong banget untuk mewujudkan dunia yang lebih baik.
Hal-hal
besar yang luar biasa selalu dimulai dari hal kecil yang sederhana.
--
Makin ke sini, memang tak gampang mencari
sosok yang bisa membuat nyaman dan lepas dari perasaan insecure. Bukan pilih-pilih, tapi kecenderungan untuk lebih
hati-hati memang meningkat pesat ketimbang di masa remaja. Daripada salah
langkah, salah menjatuhkan hati, lebih baik mengeluarkan energi ekstra untuk
menjaga hati baik-baik kan ya? Lagipula, haloo deloo.. aku baru mau masuk 23
tahun. Belum dikejar waktu. Masih punya energi melimpah untuk mengerjakan hobi,
merintis karir, menerbangkan sayap untuk menggapai pencapaian
setinggi-tingginya.
Eh tapi, ini bukan berarti menutup diri kalo
seandainya setahun, dua tahun ini ketemu sama calon yang cocok dan baik hati
kok. *uhuk
Kerennn Kak Ntan!
ReplyDeleteYang lebih penting jangan nangis2 di youtube karna diputusin pacar, hehehehe
Ngapain sok-sok iye cinta mati sama si anu si itu, padahal rasa yang dipunya nggak lebih dari sekedar gejolak hormon remaja yang sedang haus perhatian melimpah?
ReplyDeleteNgingetin diri sendiri kalo itu cuma hormon, hahahh.
((gejolak hormon remaja))
ReplyDeleteterimakasih sudah diizinkan membaca tingkat kedewasaan intan pada hari ini.
Ayo calonnya intan, dibaca..dibaca
Saat kita tidak cm berfokus sama percintaan, kita memilih untuk melihat dunia luar, kita akan pny gambaran yg semakin jelas dan nyata ttg cinta dan sosok yg kita harapkan menjadi pasangan hidup. Istilahnya, kita ga akan jadi banteng yg cm ngeliat pada satu titik saja. Nice post Mbak :) Salam kenal..
ReplyDelete