Masa Balita Bersama Mama



Assalamualaikum.

Tulisan perdana di tahun 2017 nih, teman-teman. Mau sedikit bernostalgia dengan masa balita. Masa-masa indah dan menyenangkan bersama mama, malaikat cantikku yang sudah mengajarkan banyak hal dengan cara menyenangkan. Time flies.. Tapi cara mama mendidikku masih terekam erat di memori dan tentu saja menjadi pondasi awal pembentukan karakterku.

Sewaktu mengasuhku, jelas mama belum memiliki pengalaman, karena aku adalah anak pertama. Mama juga menikah di usia yang cukup muda, yakni 22 tahun. Waduh, aku yang sudah 23 tahun ini saja belum kepikiran menikah karena menurutku menikah apalagi punya anak bukan perkara ringan, butuh kesiapan yang matang.

Aku?

Mengurus diri sendiri saja belum becus, apalagi harus mengurus si abang suami dan Intan versi mini. Haha. Salut buat mama yang berhasil merawatku dengan baik, terlepas di zaman 20an tahun lalu, seminar parenting belum ngehits kayak sekarang yes.

Berikut cara-cara mama mendidikku yang masih aku ingat hingga sekarang ..


Masih balita bukan alasan untuk menunda belajar disiplin.



Dari balita, mama sudah mengenalkanku pada satu sikap yang akan memberi pengaruh besar pada keteraturan hidup manusia, yakni disiplin. Untuk urusan dasar seperti makan, tidur dan mandi, mama agak keras menerapkan aturan padaku. Untuk urusan makan, misalnya, sarapan dilakukan pada rentang jam setengah 7 hingga jam 7 pagi, makan siang paling telat jam 1 siang dan makan malam paling telat jam setengah 8 malam. Begitu pula dengan urusan tidur, jam 9 adalah waktu tidurku, nggak boleh nawar. Sebelum tidur harus gosok gigi, cuci muka, cuci kaki, dan pelan-pelan diajarkan berwudhu.

Dulu sempat sebel dengan aturan mama. Kadang aku masih belum ngantuk loh jam 9an malem itu, masih pengen main puzzle. Atau kadang aku nggak selera makan di jam-jam yang sudah mama tetapkan, tapi mama menjelaskan kalo aku mengabaikan makan, aku bisa jatuh sakit. Kalo sakit bisa panjang urusan, nanti gak bisa main, gak bisa majalah Bobo, gak bisa ikut jalan-jalan sore bersama mama dan lain-lain.

Dan yang jelas, aturan mama membuatku lepas dari drama-dramaan males mandi, males makan atau terserang insomnia. Yeyy! Sampai aku dewasa sekarang dan hidup sendirian di kost, kebiasaan ini sudah mengakar, bikin hidupku lebih teratur dan bebas drama *umm kalo drama asmara sih beda lah ya. hohoo!


Meski masih balita, mama memberikanku kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuan diri.


Menurut Howard Gardner, psikolog terkenal asal Amerika, kecerdasan seseorang dibagi menjadi beberapa macam, seperti kecerdasan musik, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan logika-matematika, dan beraneka kecerdasan lainnya. Mama nggak pernah terlihat kecewa saat ternyata aku agak lamban menghafal angka, tapi begitu excited saat diajari membaca. Mama tidak pernah mendikteku untuk belajar A, B, C, D. Aku bebas memilih apakah akan belajar membaca, mewarnai, atau latihan berhitung. Mama membuat proses belajar terasa menyenangkan.

Ada satu permainan yang begitu aku ingat saat aku masih balita dulu. Mama dan aku sering bermain peran (sandiwara). Kadang aku berperan menjadi putri cantik jelita, kadang kebagian peran jadi nenek lampir yang gemar marah-marah. Haha. Permainan yang menyenangkan. Siapa sangka, ternyata permainan ini bukan sekedar untuk bersenang-senang, melainkan punya banyak manfaat, seperti meningkatkan kemampuan berbicara, melatih interaksi juga menambah kosakata. Aku juga jadi lebih pede berbicara dan berekspresi loh gara-gara permainan ini. Wajar kali ya kalo gedenya jadi penyiar radio. Hihi ..

Mama juga tidak mengunderstimate ketika sejak balita, aku punya ketertarikan besar pada buku. Mama rela menyisihkan pundi-pundi rupiah untuk membelikanku sekitar 5 buku bacaan setiap bulan, ditambah dengan langganan majalah Bobo. Mama mendukung hobiku. Juga ketika aku mulai menunjukkan ketertarikkan mengikuti lomba, mama tidak pernah mematahkan semangatku. Bebas! Mama selalu mendukung selama yang aku gandrungi itu adalah kegiatan positif.




Tidak memanjakan, melainkan mengajarkan bagaimana caranya berdiri di atas kaki sendiri.



Aku bersyukur banget karena mama bukan tipe ibu-ibu yang rela melakukan semua hal agar anaknya nyaman tentram. No! Mama nggak kayak gitu. Tapi mama ngajarin aku gimana caranya mandiri. Dari hal sepele seperti, masukin baju kotor ke keranjang baju, masukin mainan ke tempatnya kalo habis dipakai, belajar menggunakan sendok dan makan sendiri (meski pas udah gede, disuapi mama tetap menyenangkan hehe), dan berbagai hal lainnya.

Mama bisa aja melakukan semua hal sepele itu untukku dan barangkali lebih menghemat waktu. Bayangkan aja, belajar makan sendiri buat balita itu butuh perjuangan keras loh ya. Rentan tumpah, belepotan dan lain huru hara lainnya yang justru kasih mama pekerjaan ekstra : beberes bekas aku makan. Tapi mama sabar banget melihat aku belajar. Nggak masalah makannya lama dan berantakan, yang penting pelan-pelan aku bisa mandiri makan sendiri. Yey!


Belajar menabung sedini mungkin.


Serius. Yang namanya belajar hidup hemat nggak bakal ada ruginya. Thanks mama yang sudah mengenalkanku pada celengan ayam sejak balita. Ketika mama baru gajian atau ketika aku mendapat THR dari saudara, mama mengajakkku menyisihkan sebagian uang untuk dimasukkan ke celengan. Mama bilang, dengan celengan itu aku bisa beli sesuatu yang penting dan aku inginkan, baju dan tas, misalnya.

Menabung juga tanpa disadari adalah cara mama mengenalkanku pada nominal uang. Ini juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana mengajarkan penjumlahan, pengurangan juga perkalian. Wah, mama berhasil membuat pengajaran matematika menjadi tidak begitu horor. Hoho.


--


Nah, itu dia cara mendidik anak usia yang aku ingat dari yang mamaku pernah lakukan dulu. Kalo kalian, cara mendidik seperti apa yang orangtua lakukan saat kalian kecil, teman-teman? Atau untuk yang sudah memilik anak, bagaimana cara kalian mengajaran pendidikan yang fun pada anak kalian? Share di kolom komentar yuk!





17 comments

  1. Mungkin yang paling di ingat cara ibu mengajar megenelkan huruf hijaiyyah sedari kecil kak,dan membacakan buku cerita sebelum tidur kak :) salam kenal ya kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Rahma. Aku juga diajarin ngaji pertama kali sama mama. Tapi suka males-malesan sih, jadi akhirnya dicariin guru ngaji beneran. Memorable ya. Salam kenal juga Rahma. Makasih sudah mampir ke sini. :)

      Delete
  2. Banyak cara mendidik anak dan itu semua tergantung gaya pengasuhan ibuya yah, dan kalau gaya pengasuhan saya sih mendidik Marwah meski dia anak tunggal tp tidak manja dan mandiri berdiri sendiri diatas kakinya, semoga sampai dewasa dia begitu tidak manja dan mandiri, aamiin

    ReplyDelete
  3. Mama yg sangat bijak dan super mom deh. Semua memang serba mama, mama tak tergantikan ya Mbak :) Salam buat mama :)

    ReplyDelete
  4. waduh kak ,,, kalo liat atau denger kata mama jadi selalu sedih ya bawaannya , soalnya waktu seminggu sebelum masuk kelas 3 sma ibuku pamit untuk ke syurga tahun 2012 silam ,,, sekarang udah terasa banget belum bisa ngasih yg baik-baik buat ibuku kak ,,,hmmmm

    ReplyDelete
  5. Selalu ada kenangan tak tergantikan bersama bunda tercinta. Semoga para bunda dimanapun berada senantiasa sehat dan diberkahi kehidupanya.

    ReplyDelete
  6. Mamanya pasti sosok yang luar biasa.... Salut .....

    ReplyDelete
  7. quotenya bagus2 mbak, emang susah jd ibu "sempurna" tapi ingin mengarah ksana TFS :D

    ReplyDelete
  8. Mama Intan keren. Salut.
    Moga kelak putrinya bisa meniru seperti yang di tulisan ini :)

    ReplyDelete
  9. Aku juga susah dulu dengan hitung-hitungan...ahahaha cuma jadinya di les-in privat gitu krn nyokap kerja juga jd susah waktu untuk ngajarin..yg paling aku inget itu paing hrs tidur tepat waktu sih dari kecil hehehe

    ReplyDelete
  10. Kok bisa inget banget ya? Saya nggak terlalu inget coba T_T

    ReplyDelete
  11. Kayaknya anak pertama selalu dijadikan obsesi bagi emak bapaknya dah. Tp mba beruntung walaupun mama disiplin nggak otoriter lah ibuku udah mah disiplin, otoriternya kebangetan. Berasa hidup di camp tentara jadinya

    ReplyDelete
  12. kalau suatu hari nanti aku jadi seorang ibu, aku juga pengen nerapin hal-hal yang kaya mama mbak terapkan ah :D makasih sharingnya mbak.

    ReplyDelete
  13. Hallo mba. KAlau mamaku cenderung membebaskan, mba. Tapi disiplin dan mengajarkan keras keras :)

    ReplyDelete
  14. Jadi kangeen samaa ibuk nih mbaak. . Terbaaiik emang yaa ibuk" kitaa mbak, semua peraturan dan kedisiplinan yg diajarkan sejak kecil jd melekat kuat sampai skrng 😊

    ReplyDelete
  15. Aku masih suka boros sampai sekarang, Ntan...
    Dan baru aku sadari....salah satu alasannya karena kurang edukasi mengenai keuangan.

    Sekarang,
    aku pun kesulitan mengajari anak-anak money management.

    Tips doonk...Ntan!

    ReplyDelete
  16. Emang mamanya mbak Intan sosok yang hebat, terlihat dari saat ia mengajar kami waktu SMP dulu. salam buat mamanya mbak intan.

    ReplyDelete

Makasih udah baca, tinggalin jejak dong biar bisa dikunjungin balik ^^