Desember, Januari,
Februari, Maret .. Sudah 4 kali berturut-turut aku mengikuti kelas blogger yang
diadakan oleh Blogger Bengkulu. Nggak pernah alpa untuk hadir sejak aku balik
ke Bengkulu (lagi). Alhamdulillah.. pas di Bintuhan kemarin, aku sempat
membatin “Kalo dikasih kesempatan balik
ke Bengkulu, aku mau belajar ngeblog dengan rajin, mau ikutan kursus ini itu
yang gak bisa dilakukan di Bintuhan.” Menebus 2,5 tahun yang tidak
produktif berkegiatan di luar, surat tugas di awal bulan Desember tahun lalu
menjadi jawaban.
Maret lalu, yang menjadi
pembicara di kelas blogger adalah Mbak Zalmi, salah satu redaktur Bengkulu
Express alias kantor tetangga. Pelaksanaan acara juga di BE, jadi abis siaran
jam 11an, aku gak pulang dulu ke rumah, nebeng makan siang aja sama temen-temen
& curhat-curhatan gak penting sambil nungguin jam setengah dua, lalu
jalan kaki ke BE. Ya ampun deket banget deh itu RRI sama BE, sepelemparan batu
juga nyampe wkwk.
Sambil nungguin acara
kelas blogger, curhat receh dulu sama mereka sekalian nebeng makan siang. Hehe
Ketemu sama teman-teman
Bobe emang ngasih energi tersendiri, gitu deh efek ngumpul sama orang-orang
yang satu passion. Ada beberapa orang
yang sudah sering aku lihat, tapi banyak juga yang nggg .. wajahnya terlihat
asing. Mungkin anak baru, mungkin anak lama yang baru datang ke kelas blogger,
mungkin juga anak lama tapi Intannya aja yang baru ngeh. Wkwk. Aku duduk sebelahan
sama teman baru. Tapi di seberang meja sana ada Sepenggal Piter (Bungo Aang
datangnya telat). Yah namanya juga udah
lumayan lama kenal, kalo ada sedikit aja something
geser, pasti langsung sibuk ngajak Piter buat julid berjamaah. Haha.
Dan ini tidak boleh
diterapkan ketika sedang liputan live
event ya gaes. Kata Mbak Zalmi dalam materinya, kalo lagi liputan, usahakan
jauh-jauhan sama temen yang suka mancing kita (ato malah kita yang mancing)
untuk bersekongkol ngobrol seru, lalu lupa sama event yang sedang didatangi. Usahakan untuk merekam atau mencatat
apa yang disampaikan oleh narasumber. Karena ya ingatan manusia siapa yang
tahu. Baru disampaikan satu jam lalu, terus lupa, bisa apa kalo gak punya
rekaman atau catatan? Sip. Nanti kalo liputan, pasang jarak minimal 10 meter
dari Sepenggal Piter & Bungo Aang. :)
Numpang foto di kantor
tetangga. Taken by Sepenggal Piter & Bungo Aang.
Mbak Zalmi juga bagiin
banyak tips menulis liputan as orang
media. Katanya judul tulisan liputan maksimal 6 kata, kalo bisa dipadatkan jadi
4 atau 3 kata malah lebih bagus. Sebagai jurnalis, harus pandai lah memahami
isi cerita & memilih angle yang
paling menarik. Ucapan narsum juga jangan dipelintir, entah itu
ditambah-tambahin atau dikurang-kurangi. Tulislah apa adanya, wong namanya juga kutipan.
Tulisan tanpa foto juga
ibarat aku tanpa kamu, nggak lengkap,
kurang greget. Perhatikan juga kualitas foto untuk melengkapi tulisan. Jangan
sampai ngeblur, jangan sampai motoin orang tapi kepalanya malah kepotong. Kan
horror! Atau motoin orang banyak tapi yang kelihatan justru bagian belakang
semua. Mending ambil dari depan, samping kiri dan samping kanan. Jangan ragu
untuk jepret sebanyak mungkin. Semakin banyak pilihan, semakin bagus. ya paling
bingung-bingung dikitlah milihnya. Hehe
Kalo Mbak Zalmi BE bagiin
tips as orang media, nah.. Maknya
Bobe alias Umi Milda sharing as
blogger. Di beberapa hal, tulisan blogger emang lebih bisa luwes dibanding
jurnalis media, dari segi panjang judul tulisan aja udah beda. Blogger bisa lebih
mengexplor tulisan dengan perasaan ato curhat-curhat receh (tapi usahakan tetap
berfaedah). Karena itulah tujuan blogger, dia menulis dengan rasa. Rasa yang
dulu pernah ada. Eim.
Kabar baiknya, meski di
Bengkulu belum begitu banyak event yang melibatkan blogger, tapi kalo kreatif,
1 event saja yang kita datangi, bisa dipecah menjadi beberapa tulisan. Kan
sedap. Jadi emang harus terbiasa melihat sesuatu dari pandangan mata (dan hati)
yang lebih luas. Jangan lupakan attitude
kalo mau menjadi seorang yang professional. Bukan berarti karena tidak berada
di bawah naungan media mana pun, isi tulisannya suka-suka & tidak punya
rambu-rambu. Ngenyek orang, menjelekkan pihak lain, menebar kebencian, etc.
Aduh jangan. Tulisan itu abadi. Tulisan itu kadang jangkauannya tidak
terprediksi akan seluas dan sejauh apa. Jadi hati-hati dengan tulisanmu.
Belajar bertanggung-jawab.
Soal pakaian saat liputan
juga harus diperhatikan gaes. Sesuaikan pakaian dengan acara yang kamu datangi
biar gak saltum. Acaranya formal nan megah, kamu datang pakai kaos oblong &
sandal jepit. Kan sedih kalo jadi pusat perhatian karena saltum. huhu.
Nah sekarang
pertanyaannya, apakah harus tetap menuliskan sebuah live event di blog meski
tidak dibayar?
Jawabannya, KENAPA TIDAK? Selagi
eventnya memang bermanfaat & kamu enjoy saat terlibat di dalamnya. Kamu
juga yakin ketika menulis soal event tersebut, ada satu dua orang yang bisa
mengambil manfaat. Sikat sist. Ini tidak melulu soal berapa nominal rupiah yang
kamu dapatkan begitu menekan tombol ‘publish’.
Karena takdir sebuah
tulisan itu bermacam-macam. Ada yang berjodoh dengan fee sekian rupiah, ada
yang berjodoh dengan sekotak makanan enak yang kamu dapatkan secara cuma-cuma,
ada juga yang jodohnya adalah kesempatan baru, pertemanan baru. Ada. Aku
mengalaminya sendiri akhir 2015 lalu.
Waktu itu aku sungguh happy, karena dapat undangan gratis
untuk ikut sebuah seminar beasiswa & launching buku. Which is kalo beli tiket, harus bayar Rp 150.000,-. Rezeki anak
baik. Hehe. Tapi karena masuknya pake tiket gratisan, aku gak dapet sertifikat
& buku. Dapat snack dan ilmu
saja. Tapi gakpapa. Itu aja udah lebih dari cukup.
Baca juga : Serunya Acara Seminar Beasiswa dan Launching Buku ‘Get Scholarship, Reach Your Dream and Explore the World’
Sepulang dari acara itu,
karena ngerasa konten acaranya bermanfaat, aku tulisin deh garis besar
materinya di blog + curhat-curhat dikit & sekalian pamer doorprize yang aku dapetin di acara itu.
Wkwk tetep ya, kemana pun Dek Ntan melangkah, akan disambut dengan doorprize *kang ngumpulin doorprize. Mau
dibagiin tips triknya gak? :D
Nah, aku gak nyangka loh
& seriusan tidak berekspektasi aneh-aneh pas publish tulisan itu di blog. Dan
jreng jeng jeng … tulisannya dibaca Mbak Indah Syoraya (penulis yang bukunya
dilaunching pas acara seminar itu). Dia nanyain kontak aku by email, kami ngobrol di aplikasi chatting panjang lebar, ketemuan lalu aku dikasih buku yang waktu
itu nggak aku dapetin di acara seminar beasiswa untuk kemudian direview di Ketimpuk Buku. Wow ku senang sekali.
Punya teman baru, buku baru & mendapati kenyataan kalo blogku ternyata ada
yang baca. Yayay.
Jadi gaes, nulis nulis aja
udah. Jangan ngotot selalu ada imbalan dibalik sebuah tulisan. Imbalan berupa
apa pun itu (fee, produk, voucher
jajan or whatever) hanyalah bonus
saja. Menulis karena memang ingin berbagi hal-hal baik & berfaedah, walo
kadarnya cuma seuprit. Tulisanmu akan menemukan sendiri jodohnya, apakah berupa
fee yang membuatmu senyum-senyum,
produk yang membuatmu berteriak girang, atau email/DM yang bikin terharu dari
orang-orang yang merasa terbantu dengan tulisanmu. Keep sharing, keep writing!
Tulisan ini
dibuat untuk menjawab tantangan nulis serempak dari Blogger Bengkulu
Sangat setuju, menulis saja, soal dibayar itu bonus, sebab menulis tentu banyak banget manfaatnya, bisa sekarang bisa nanti, bisa material bisa imaterial.
ReplyDeleteBaca ini sambil mangut-mangut. Benar banget mbak, kesenangan nulis blog live event itu bukan di feenya atau hadiahnya aja, banyak banget hal yang lebih berharga daripada itu.
ReplyDeletejauh-jauhlah dari mereka saat acara hahaahahaa...memang kalian kalau ketemu rame, harus dipisahkan agar fokus :D
ReplyDeleteSaya selalu suka 'rumah' ini. lope lope dah buat inokari dan ketimpukbuku, selalu menginspirasi dan jadi suntikan semangat. thanks mba inokari...
ReplyDeleteKemaren pengen ikut tapi ternyata bentrok sama jadwal lain huhuhu
ReplyDeleteYah mbak layaknya manusia, tulisan pun akan menemukan jodohnya masing-masing. *aissss
ReplyDeleteAsyik lah nulis aja terus yaaa semangat!!!
ReplyDeleteSayangnya aku kemaren ga bisa dateng ntan, sedih yaaa huhu.
ReplyDeleteKarena setiap tulisan tidak melulu soal fee ya ntan...
ReplyDeleteAaaaaa sayang kemarin ga bisa ikut kelasnya mbak Zalmi. Semoga nanti kelas berikutnya bisa ikut
ReplyDeleteSetuju banget deh sama mbak Intan, nulis-nulis aja, udah. Kalo rejeki gak bakal kemana, terinspirasi deh,,thx
ReplyDelete