“Ntan,
ajarin aku ngeblog dong. Aku tuh sering diundang ke konser musik, gala premier
film, interview sama penulis, dll. Seru kali ya kalo aku tulisin di blog kayak
kamu tuh loh Ntan?”
Seorang teman yang tinggal di
ibukota mengirimkan pesan itu kepadaku. Jawabanku tentu aja SERU. Seru banget
pasti. Ibukota dengan segala hiruk pikuk dan ritme kehidupan yang lincah memang
menarik untuk diabadikan dalam tulisan-tulisan di blog. Semua serba ada. Semua
serba pertama. Kuliner kekinian, konser musik penyanyi terkenal bahkan yang
bertaraf internasional, film terbaru yang kalo di daerah baru nongol beberapa
hari kemudian, penulis-penulis hebat yang gampang dijumpai, dan masih banyak
lagi. Ibukota memang gudangnya bahan tulisan. Rasanya tidak akan pernah
kehabisan ide menulis ketika sedang berada di Jakarta yang begitu hidup.
Bukan sekali dua kali pikiran
untuk hijrah ke Jakarta mampir di kepalaku. Apalagi kantor tempatku bekerja
sistemnya berjaringan. Di setiap kota pasti ada jaringannya & ada kantor
pusat di Jakarta. Asyik kali ya jadi anak Jakarta yang aktif dan produktif?
Senin-Jumat kerja di kantor, weekendnya mendatangi event blogger yang tumpah
ruah di sana. Wow, kalau aku perhatikan di facebook & media sosial lainnya,
di ibukota sana, keberadaan blogger sudah sangat diperhitungkan. Diundang ke
acara ini itu, dekat dengan brand besar, berkesempatan meraup rezeki dari
banyak ladang. Sounds interesting, right?
Hingga kemudian aku mendapatkan
kesempatan 2 bulan penuh tinggal di Jakarta. Bukan liburan, bukan sekedar untuk
kulineran dari satu mall ke mall lain, melainkan untuk pendidikan. Utusan dari
kantor. Ndilala ternyata stress juga menjalani kehidupan di ibukota. Haha. Ritme
kehidupan bukan lagi sekedar lincah, tapi ngebut shay. Misal nih, kalau ada
janji di jam 8, itu artinya aku harus siap-siap sejak seusai subuh kalo nggak
mau terlambat karena alasan super duper klasik : macet sist! Bandingkan dengan
Bengkulu, kota kecilku, yang di pusat kotanya aja jarang sekali macet. Apalagi
kalo Intan berangkat siaran subuh, udah lah berasa punya jalan raya sendirian. Unib
belakang – Padang Jati, tembus dalam tiga belas menit saja. Melaju tanpa
hambatan. Mulus.
Sejuta
cerita menjadi blogger di Kota Bengkulu..
Sejujurnya aku tak pernah
menyangka bahwa perjalananku dan blog akan sejauh dan seawet ini. Meski dengan goals yang berganti-ganti, namun nyatanya
aku masih betah menulis di dashboard blog hingga kini. Awalnya aku membuat blog
untuk sekedar mengikuti aneka giveaway
yang di tahun 2012 – 2013 banyak bertebaran di ranah maya, lama kelamaan aku
tergoda untuk curhat tipis-tipis tentang daily
love life di blog lalu amaze
sendiri karena ternyata ada yang baca dan memberikan feedback positif di kolom komentar maupun mention langsung di medsos. Lalu goals ngeblog pun berganti di sekitaran tahun 2013 akhir hingga
sekarang, olala ternyata blog bisa dimonetize alias bisa jadi sarana meraup
pundi-pundi rupiah juga toh. Alhamdulillah Dek Ntan dapat tambahan uang jajan
hehe.
Perjalanan ngeblog makin seru
ketika aku dan beberapa teman blogger tergabung dalam komunitas satu visi misi:
Blogger Bengkulu aka Bobe. Jika selama ini pertemanan hanya terjalin di ranah
maya saja, maka sekarang diimbangi dengan chit
chat di dunia nyata. Ajakan untuk belajar blogging bersama, ikut event
menulis serempak, live event dan buzzering mewarnai hari-hari sebagai blogger.
Tahu kan sekarang kenapa Intan betah sekali ngeblog? Yap, salah satunya karena
banyak temannya. Ngeblog tidak lagi sekedar sendirian, tapi bergandengan tangan
bersama teman-teman.
Ketika sudah ada komunitas
Blogger Bengkulu, artinya ada liputan acara & aktivitas buzzering yang
melibatkan blogger juga dong seperti di ibukota? Tepat. Kalau dulu aku iri dan
kepengen berat saat melihat aktivitas blogger di kota besar sana, saat ini
perasaan itu sudah pelan-pelan terkikis. Meski belum segencar di Jakarta, namun
sudah makin banyak pihak yang menggandeng jasa blogger ketika launching showroom baru, tempat wisata, tempat
makan, kuliner kekinian dll. Seru! Menjadi blogger artinya harus bersiap-siap
dengan kesempatan icip-icip sesuatu yang serba baru.
Ngeblog
adalah caraku untuk mengenalkan Bengkulu pada orang-orang di luar sana..
Bengkulu sebenarnya amat kaya
dengan kekayaan alam, adat budaya, kuliner enak, dll, tapi sayang sungguh
disayang.. Sayang karena yang bagus-bagus kerap lupa diekspos ke luar, disimpan
sendiri saja. Sedangkan ketika ada bad
news seperti kasus korupsi dan gempa bumi, wah beritanya langsung menyebar
ke seantero Indonesia raya. Hasilnya apa? Hasilnya tentu saja Bengkulu lekat
dengan image kota kecil yang
memelihara banyak ‘buaya’. Lubuk kecik,
buayo banyak. Don’t you remember
this? Hehe. Bengkulu juga akrab dengan gempa yang kerap mengguncang. Sedih
ya? Yang diekspos hanya itu-itu saja, padahal yang menarik dan menakjubkan
tentang Bengkulu ada banyak. Sangat banyak malah.
Di sinilah peran blogger hadir untuk
menyeimbangkan informasi di mesin pencarian. Kalau selama ini orang hanya fokus
terhadap berita yang auranya suram, bagaimana kalau sekarang kita ceritakan
pada dunia bahwa Bengkulu punya pantai panjang yang menggoda? Kalau Bumi
Rafflesia ini punya benteng peninggalan Inggris terbesar kedua di Asia setelah
India? Kalau kota tempat Ibu Fatmawati Soekarno dilahirkan ini punya alat musik
tradisional bernama dol yang menakjubkan? Bukankah yang demikian lebih indah
& membuat langit Bengkulu lebih berwarna?
Lebih dari sekedar menghadiri
undangan launching resto baru, pefotoan, menulis sedikit lalu menerima fee,
bagiku menjadi blogger di Bengkulu adalah sarana untuk membawa cahaya baru
untuk Bengkulu yang lebih baik. Harapannya, kota kecil kesayanganku ini lebih
dikenal pihak luar dari sisi-sisi keren. Tidak ada lagi yang bertanya, Bengkulu di mana sih Ntan? Karena semua
tentang Bengkulu bisa ditemukan dengan mudah di mesin pencarian informasi.
Dan meski belum seriuh aktivitas
blogging di kota-kota besar sana, ngeblog di Bengkulu juga punya sejuta cerita.
Tentang solidaritas membangun komunitas, tentang belajar menjadi blogger yang
tangguh – yang tidak melulu mengincar lembaran rupiah, melainkan memperhatikan
kebermanfaatan tulisan sebelum menekan tombol ‘publish’ di dashboard blog.
Semangat menulis. Semangat
mengenalkan hal-hal indah yang dimiliki Bengkulu tercinta pada dunia di luar
sana. :)
Tulisan ini diikutsertakan pada
audisi menulis buku yang diselenggarakan oleh Blogger Bengkulu
Masyallah...mbx ntan Emng luar biasa. Salut dgn smngatny mbx..😘
ReplyDeleteWaah... jiwa rantaunya sering nenggoda ya ntan.
ReplyDeleteKita disini aja tan, bersama menulis kebaikan di kota Bengkulu...
Waah jiwa merantau intan sering menggoda yaa... kita di sini saja tan, menulis kebaikan tentang Bengkulu....
ReplyDeletesemangat terus kak Intan! Di Bengkulu atau Jakarta, selalu sukses!
ReplyDeleteDek Ntan ini emang paling semangat kalau urusan ke sana kemari. Hahhaha... mumpung masih gadis yo belum bawa-bawa bayik. Mangats nulisnya dek..
ReplyDeleteSaya merupakan blogger newbie. Walau usia sudah tak muda lagi keinginan menulis itu ada dan tetap hidup.
ReplyDeleteSelagi di Bengkulu kita sebarkan kebaikan-kebaikan Bengkulu bersama Bobe
ReplyDeleteMBC intan yg kece blog nya jga.. Mangat mbakk..
ReplyDeletesepakat, ngeblog cara buat memperkenalkan Bengkulu, ku suka dek
ReplyDeleteIntan ini udah kece dari lahir, hahahah, semangat yaaa buat komitmen tentang Bengkulu
ReplyDeleteCie yg suka merantau...moga tetap istiqomah dalam menulis hal² yg baik dek.
ReplyDeleteSebetulnya masih enggak nyangka, sih, Bengkulu punya komunitas blogger. Dulu-dulu banget, sekitar tahun 2013 apa 2014, jarang banget ada blogger yang berasal dari Bengkulu. Join di komunitas, lihat daftar anggota yang asalnya dari Bengkulu, ternyata cuma ada dua orang waktu itu. Kak Intan sama Aku. Trus dari sana merasa seneng banget karena punya teman satu daerah. :D
ReplyDelete