Assalamualaikum teman-teman. Selamat menyambut bulan suci Ramadhan. Sudah ada persiapan khusus kah menyambut bulan penuh berkah ini? Sudah merancang-rancang goals yang ingin dicapai agar 30 hari di bulan Ramadhan tidak berlalu sia-sia? Kalau aku, selain ingin mengaji dengan ritme yang lebih kencang, juga ingin lebih banyak membaca buku-buku islami *singkirkan dulu semua novel cinta-cintaan. Hehe. Oh iya, ingin lebih banyak menulis tulisan-tulisan bermanfaat di blog juga dong.
Omong-omong, dalam rangka
menyambut bulan suci Ramadhan, komunitas kesayanganku - Blogger Bengkulu,
mengadakan kelas blogger ke-9 yang beda dari kelas blogger biasanya. Kalau biasanya
kelas blogger diisi dengan materi mengenai teknis blogging, seperti soal niche, cara memotret yang oke, cara
menulis reportase dll, kali ini tema yang diangkat adalah ‘Pentingnya Menulis
untuk Kebaikan Bersama’. *which is
rangkuman materi kelas blogger kemarin akan aku tulis terpisah di blog Ketimpuk Buku.
Baca juga : Pentingnya Menulis untuk Kebaikan Bersama (Rangkuman Materi Kelas
Blogging ke-9 di Rumah Tahfidz Bakti Ilahi)
Lokasi kelas blogger pun bukan di
lokasi biasa. Biasanya kan pelaksanaannya di tempat wisata atau di gedung
media, nah kali ini kelas blogger diadakan di Rumah Tahfidz Bakti Ilahi atau
yang beken di dunia maya dengan singkatan RTBI. Lokasinya di Jalan Belato, nomor 57, RT 06, RW 02,
Kelurahan Berkas, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu. Detail sekali
alamatnya, tapi aku tetap nyasar. Hore!
Biasanya memang aku mengandalkan aplikasi
waze atau sehari sebelum kegiatan,
cek lokasi dulu biar pas hari H tidak baba baba (Baba adalah temannya babo. Dan
babo adalah istilah orang Bengkulu yang merujuk pada keadaan kisruh cmiiw). Tapi
semingguan kemarin, jadwal sungguh jungkir balik, bahkan untuk sekedar
leyeh-leyeh sebentar tidak punya waktu. Doh. Sok sibuk amat sih Dek Ntan. Wkwk.
Jadi ya begitu deh, tidak sempat cek lokasi, tidak sempat cek ombak via waze. Menuju RTBI di hari minggu dengan
modal petunjuk dari Ibu Fira Kahar yang bilang begini pas ngumpul di Rumah
Gelato hari sabtunya,
“Intan
tahu RS Bhayangkara?”
Tau dong. Kan sering jajan mie
ayam enak di depan RS itu. *tidak jauh-jauh ingatan Intan pasti soal makanan
haha
“Nah
dari RS Bhayangkara, lurus aja, luruuus, sampe nemu simpangan. Ada yang ke
kanan, ada yang agak ke kiri, agak menurun. Nah Intan pilih yang kiri ya. Abis itu
lurus aja sampe nanti ketemu Rumah Tahfidz.”
Sounds
easy
ya gaes?
Oke. Di hari H, dengan tingkat
kepedean di ubun-ubun, Intan meluncur ke lokasi. Sampai di depan RS Bhayangkara
dengan mulus, lalu baru jarak berapa meter langsung gugup & panik, GOD,
KENAPA SIMPANGNYA BANYAK SEKALI? BELOK KANAN KIRI KANAN KIRI GIMANA NIH?
SIMPANGAN SEMUA.
Lalu sedih. Berhenti di pinggir
jalan, pen ngadu ke genk cibi, minta jemput.
Eh taunya ada temen nyasar. HAHA.
Setidaknya tidak sendirian, setidaknya nyasar berjamaah lebih terhormat disbanding
nyasar sendirian. Wk! *halo Nengsih
Lebih baik lihat ekspresi Ubay yang gemay daripada syedih karena nyasar.
Terpujilah, bala bantuan segera
datang. Aang cibi menjemput ke lokasi. Ah elah ternyata tinggal lurus, belok
kanan, lurus dikit nyampe. Kadang heran, kenapa dudulnya Intan soal jalan &
alamat seolah stoknya tidak habis-habis? Restock
mulu ya sist!
--
Kesan pertama datang ke RTBI
adalah adem. Hati Intan adem. Lihat adek-adek yang masih sangat muda, tapi kok
tertib sekali dek? Tidak gaduh, kalem-kalem saja saat penyampaian materi. Salut
to the max. Aku aja nih kalo sudah
ngumpul sama temen, susah sekali buat tidak berisik. Seringnya malah
ngakak-ngakak bablas, lupa sama sekeliling. *malu.
Ada lagi yang bikin Intan malu
sama umur. Di usia yang masih amat belia, adek-adek di RTBI benar-benar
memanfaatkan waktu dengan super oke. Hafalan Qur’annya tidak main-main. Ada yang
sudah hafal 3, 5, 8 bahkan 13 juz. Aku? Sehari bisa baca selembar Qur’an saja
sudah sedemikian hore, padahal itu mah receh. Huhu. Metode hafalannya juga
bebas. Bebas dalam artian tergantung kemampuan masing-masing. Kalo jago ngafal
dengan membaca, lakukan. Kalau ternyata lebih gampang hafal dengan mendengar
berulang kali via mp3, gih lanjut. Ada salah satu santri yang punya quote
favorit, “Memorizing is my hobby. I like
memorizing Qur’an.” Deeek, Kak Intan padamu!
FYI, di sini ada sekitaran 31 santri
putra. Untuk putri belum ada yang man teman, karena sekarang fokusnya baru sama
putra-putra aja untuk jadi penghafal Qur’an yang tangguh. Next time, jika kondisi lancar jaya, akan menyusul juga pembukaan
mondok untuk santri putri. Doakan lancar yay. Selain bantu doa, bisa bantu
berdonasi juga sih. Kemarin pas kelas blogger, Bobe bisa mengumpulkan Rp 850.000,- untuk didonasikan ke teman-teman
di RTBI (akumulasi dari uang registrasi + sedekah & infak dari anggota
Bobe). Tidak seberapa memang, tapi ini adalah wujud cinta Bobe pada para
adek-adek tangguh penghafal Qur’an.
Omong-omong gaes, RTBI ini
diresmikan pada 12 Januari 2016. Tujuannya jelas untuk mencetak generasi
penghafal Qur’an, mencetak generasi-generasi baik yang kelak bisa memberi
sumbangsih positif untuk bangsa & negara ini. Menariknya, kalo di Pulau Jawa
sana kebanyakan pondok yang memfasilitasi anak-anak belajar & menghafal
cenderung butuh biaya yang tidak sedikit, di sini menggunakan azas
kekeluargaan. Mampunya bayar berapa? Silahkan. Pintu RTBI terbuka lebar (tentu
dengan syarat & ketentuan berlaku yas).
RTBI ini setingkat SMP ya, jadi
selain mempelajari Tahfidzul Qur’an, Tahsin, Bahasa Arab, Tauhid, Hadist,
Tafsir, santri-santri juga mempelajari semua pelajaran umum yang dipelajari di
SMP kebanyakan. Komplit sekali. Untuk duniawi terisi, untuk akhirat pun
mengiringi. Dan sama seperti sekolah
kebanyakan, ada ekskulnya juga dong biar seru. Sebut saja ada ekskul robotic,
pencak silat, renang, futsal juga panah. Daebak!
Ingin lebih kenal dengan RTBI
yang berfokus pada pencetakan generasi muda yang berkualitas & mencintai
Al-Qur’an ini teman-teman? Silahkan kepoin web & media sosial yang
dimiliki. Siapa tau yang sudah punya dedek di rumah, kepikiran buat masukin
anaknya ke RTBI ya kan. Atau buat yang masih single bahagia kayak Dek Ntan bisa
ikutan berdonasi rutin setiap bulannya.
Web : www.rtbi-bengkulu.com
Telp : (0736) 7323-414
Instagram : @rtbibengkulu
Facebook : Rumah Tahfidz bakti
Ilahi
HP/ WA : (0852-6823-2006)
(0896-1700-0221) (0852-6835-9638)
Tulisan
ini dibuat dalam rangka menjawab tantangan #nulisserempak dari #BloggerBengkulu
tentang Kelas Blogger ke-9 di Rumah Tahfidz Bakti Ilahi
Untung nyasar gak sendirian ya mbak. Masa sendirian muluk. Hohohhhhh
ReplyDeleteHalo mbak ntann.. Nyasar berjamaah ni yeee.. Haha
ReplyDeleteSemoga ramadhan kali ini lebih baik dr sblmnya...dan anak2 kita menjadi Hafids dan Hafidzah aamiin
ReplyDeleteWkwk nyasar padahal dket..
ReplyDeleteUntung tpi datang pas ya ntan pas ga telat
Semangat ya meski sempat nyasar dan muter2, tapi ga sendirian kan. Hihihi.
ReplyDeletehehe.... nyasar yang baroka ya kak ^^
ReplyDeletekalo nyasar bareng temen itu asyik, nyasar sendirian... wah jangan sampe bisa strees kalo saya