“Hati-hati sama doa yang kita ucapkan!”
Waktu kecil dulu, ketika lagi
main ke kantor kakek, ibu atau tante, aku selalu berdoa, semoga pas sudah besar
& tiba di usia kerja, aku dapat kerjaan di ruang berAC, gak harus panas-panasan
di luar setiap hari.
15 tahun kemudian, doa itu dikabulkan.
Aku kerja jadi penyiar radio. ‘Kantorku’ berupa studio siaran, yang kondisinya
harus dingin. Pagi, siang, malam, suhu ruangan gak boleh ada di atas 22
derajat. Tanpa pengecualian. Kalo kedinginan? Pake jaket tebal beb, tidak boleh
naikin suhu pendingin ruangan. Karena hakikatnya, AC di studio siaran dihadirkan
bukan untuk penyiarnya, tapi untuk peralatan-peralatan yang seabrek itu. Kondisi
peralatan harus dijaga tetap dingin, kalo panas-panas, bisa cepat rusak. Sama kayak
hati. Eh.
Durasi siaran pun nggak yang satu
dua jam. Tapi enam hingga tujuh jam. Yeay! Jadi Intan, lain kali kalo berdoa,
plis yang spesifik ya Nak. :))
Siaran 6-7
jam sehari. Semangat ya kamu! :))
Masalahnya,
ketika berada di ruangan berAC terus menerus selama siaran lima tahunan ini,
kulit wajah & tubuhku mulai protes keras. Dia yang dulunya lembab,
pelan-pelan mulai kering, bersisik. Gak indah sama sekali.