Selama pandemi mewabah, hal apa
yang paling kamu kangenin?
Kalo aku, nggak lain nggak bukan
adalah main ke laut, mandi di pantai.
Sebagai orang yang lahir &
besar di Bengkulu yang dikelilingi pantai-pantai cantik, selama ini aku nggak
perlu berusaha keras untuk menikmati indahnya pantai. Pantai Panjang, pantai
paling mahsyur di Bengkulu, lokasinya dekat pusat kota dong. Tinggal melipir
sejenak, udah bisa duduk-duduk santai bahkan puas mandi di air laut yang segar.
Melepas penat, sembari menikmati es kelapa muda & hidangan laut fresh yang
sudah dibumbui rupa-rupa. Duh, kangen berat!
Kalau baru aja lepas dari
deadline kerjaan yang bikin stress, biasanya tinggal lari ke pantai, main
seharian. Melangkahkan kaki telanjang di pasir pantai & mendengarkan suara
samudera selalu berhasil memberikan ketenangan emosional. Pulang-pulang,
perasaan udah lega, bebas stress, tenang.
Selain menawarkan perasaan
rileks, main ke pantai juga penting untuk pekerja kreatif sepertiku. Pemandangan
langit biru & luasnya samudera, entah gimana caranya sanggup membersihkan
pikiran & kadang ngasih solusi dari permasalahan yang tengah dialami. Bikin
kreativitas meningkat, iya juga. Paket combo. Berwisata sekaligus nyari
inspirasi baru buat kerjaan yang tengah digeluti.
Anyway, di tengah pandemi ini
sebenarnya main ke pantai juga sangat bermanfaat, momen di mana kita disarankan
untuk rajin berjemur untuk memperkuat imun tubuh. Kalau berjemur di pantai, bukan
hanya dapat vitamin D dari sinar matahari, kabarnya, air laut juga mengandung
mineral & senyawa-senyawa penting yang berguna untuk meningkatkan kekebalan
tubuh & membersihkan tubuh dari racun. Nice!
Tapi, berhubung dan berhubung
kurva kasus positif covid-19 di Indonesia belum melandai, apalagi turun, aku
belum pede keluar rumah untuk berwisata. Kalau kangen pantai, cuma mandangin
foto-foto lama, biar rindunya terkikis sedikit. Semoga nanti pas keadaan udah
membaik, walau nggak bisa seperti sediakala, seengaknya cukup aman deh buat
dibawa nikmatin suara deburan ombak & segelas es kelapa muda.
Rasa-rasanya, bukan hanya aku
yang mencintai pantai, mencintai laut, tapi juga banyak pihak di negeri ini. Gimana
nggak, potensi laut Indonesia luar biasa. Kekayaan sumber daya laut yang
melimpah, keindahan pemandangan yang mempesona, juga menjadi jalur perdagangan
dunia. Wajar kalau Presiden Jokowi ingin menjadikan Indonesia sebagai poros
maritim dunia. Laut memang punya peranan signifikan dalam kehidupan kita, orang
Indonesia. Mengutip data dari Kementerian Kelautan & Perikanan, luas lautan
Indonesia adalah 3,25 juta km2, mengandung biota laut yang melimpah seperti
terumbu karang, ikan, udang & beragam kekayaan laut lainnya.
Dengan semua potensi luar biasa
yang dimiliki oleh laut Indonesia, inginnya laut tetap sehat & memberi
dampak baik bagi kehidupan, tapi .. ini masih menjadi PR sih. Laut akan baik,
jika manusia bisa menjaga lingkungan dengan baik.
Coba perhatikan berapa banyak
kawasan laut yang dibiarkan tetap alami tanpa eksploitasi? Nyatanya, menurut
data dari jurnal Current Biology 2018, luas lautan yang tidak digerus
pembangunan, hanya 13 % saja. Belum lagi kalau bicara soal eksploitasi laut,
penangkapan ikan dengan menggunakan alat ilegal yang berimbas pada punahnya
ikan & biota laut jenis tertentu, pembuangan limbah ke laut yang juga
berefek buruk pada keselelamatan laut dan isinya.
Tangkapan layar berita di media online terkait permasalahan kondisi laut di Bengkulu. |
Duh sedih!
Laut yang kaya & indah, juga
menjadi tujuan berwisata & bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi
pengelola wisata & masyarakat di sekitarnya. Namun, hal ini juga punya
tantangan besar. Sampah yang dihasilkan dari kegiatan berwisata punya andil
membuat laut jadi merana. Bukan sekali dua kali aku baca berita mengenai hewan
laut yang mati karena makan sampah plastik. Atau berapa banyak terumbu karang
yang rusak karena pewisata kurang peduli dengan keberadaan mereka. Niatan hati
pengen dapat foto yang instagramable, malah jadi nginjak-nginjak terumbu
karang. Mati deh :(( Sayang banget kan.
Biar laut tetap lestari &
kita bisa menikmati keindahannya hingga nanti-nanti, sebenarnya kita bisa kok
melakukan langkah-langkah sederhana untuk menjaga laut Indonesia.
1. Tidak
Membuang Sampah Sembarangan
Indonesia tuh rangking 2 guys. Bukan
rangking 2 dalam kategori berhasil mengelola sampah, melainkan jadi penyumbang
sampah plastik kedua terbesar setelah China. Kabarnya, dalam sehari, kita bisa
menghasilkan tumpukan sampah plastik mencapai 24.500 ton. Gimana kalau
seminggu, sebulan, setahun? Akan seberapa tinggi gunungan sampah itu kita
hasilkan?
Terus nih, sampahnya dibuang
begitu aja ke kali atau sungai, mengalir jauh ke laut, laut jadi tercemar,
biota laut jadi korbannya, dan ujung-ujungnya manusia juga yang bakal susah. Nah,
jadi stop buang sampah sembarangan, apalagi sampah plastik. Terurainya nggak
mudah samsek, barangkali butuh seribu tahun lamanya kaya lagunya Tulus. Buang sampah
pada tempatnya, kurangi pemakaian plastik, belajar daur ulang sampah bila
perlu, untuk turut membantu kelestarian laut Indonesia.
2. Ikut
Menjaga Biota Laut
Masih pakai cantrang buat nangkap
ikan? Jangan please. Penggunaan cangkrang udah dilarang karena cara kerjanya
menyapu dasar perairan, efeknya bukan hanya ikan yang tertangkap, tapi terumbu
karang juga jadi babak belur. Masih banyak kok pilihan lain yang lebih ramah
lingkungan, seperti bubu misalnya. Memelihara biota laut juga nggak diperbolehkan
ya. Bisa jadi kita gemes melihat hewan laut yang lucu-lucu, tapi keimutan
mereka bukan buat dibawa pulang ke rumah, tapi hanya untuk dipandangi saja di
habitatnya.
3. Jadi
Wisatawan yang Ramah Lingkungan
Niat hati pengen nyari foto yang
bagus, jangan sampai bikin kita kalap menyentuh langsung terumbu karang warna
warni menggunakan tangan. Duhh, mereka terancam mati loh, warnanya jadi jelek
kecokelatan & nggak bisa tumbuh lagi. Kalau sayang, jangan dipegang-pegang.
Begitu pun kalau kamu menemukan ada penjual yang menjajakan perhiasan dari
kerang, penyu, sirip ikan hiu.. kalau ori nggak usah dibeli. Beli kerajinan
yang terbuat dari bahan lain aja, bukan dari hasil eksploitasi biota laut.
4. Perkaya
Informasi & Jadi Relawan Pencinta Lingkungan
Kalau kamu punya waktu &
kesempatan, keren banget lah kalau bisa gabung sebagai relawan yang bergerak
untuk lingkungan. Kalau pun nggak bisa, setidaknya kamu bisa bantu lewat
kampanye lewat media sosial. Modal jari doang, kita bisa menyebaran kecintaan
pada laut Indonesia. Eits, tapi sebelum sebar-sebar informasi, lebih oke lagi
kalau kamu udah upgrade informasi mengenai kelestarian alam dan lautan. Jadi nggak
ada salahnya buat baca, nonton, dengar ilmu terkait bidang ini. Makin banyak
tau, makin gampang sharing dengan orang-orang di sekitar kita.
Seperti baru-baru ini aku
mendengarkan siaran Ruang Publik KBR mengenai “Menjaga Laut di Tengah Pandemi”.
Ada pengelola Kampung Wisata Arborek & CEO Arborek Dive Shop Raja Ampat,
Kak Githa Anathasia & Guru Besar Bidang Kelautan Universitas Diponegoro,
Semarang, Prof. Muhammad Zainuri.
Kata Kak Githa, selama pandemi
covid-19 ini justru punya dampak baik bagi Raja Ampat. Laut jadi punya waktu
untuk beristirahat & tidak ada aktivitas pariwisata. Dampak baik lainnya,
terumbu karang jadi lebih cepat tumbuh, ekosistem ikan meningkat, bahkan
terlihat ikan-ikan bermain di pinggir pantai. Pun demikian menurut Prof.
Zainuri, kondisi pandemi ini membuat orang-orang banyak berdiam diri di rumah, sehingga
limbah rumah tangga meningkat & baik untuk ekosistem laut. Ikan jadi lebih
cepat tumbuh & berkembang biak.
Aktivitas berubah, kebiasaan
hidup berubah & semoga di masa pandemi ini kita lebih bisa menjaga laut
& seisinya.
Saya
sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan
mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR
(Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda
lihat di sini.
Sumber referensi :
Bacanya jadi tersentil hehe. Ya meskipun bukan tipe orang yang suka buang sampah sembarangan tapi jadi kebayang gimana kabarnya laut kalo masih banyak orang yang suka buang sampah sembarangan begitu. Apalagi di tengah pandemi seperti ini. Nggak bikin sampah di sekitar laut, tapi dengan berdiam diri di rumah semakin menambah jumlah sampah rumah tangga yang dihasilkan. Semoga sampah-sampahku bisa dikelola sebaik mungkin.
ReplyDelete