Setiap orang rasa-rasanya pernah
berada di titik terberat dalam hidup. Buatku, salah satu momen itu terjadi 5
tahun lalu. Saat sidang skripsi masih terasa ngeblur karena ya ampun revisian
mulu. Dosennya galak pula, tiap revisian langganan diomelin. *halo bapak.
Perjuangan makin berat karena waktu itu aku baru banget lulus jadi pegawai
tetap setelah setahun sebelumnya jadi anak honor. Harusnya terasa indah, tapi
jadi B aja karena penempatannya di daerah kabupaten. Kalo mau bimbangan skripsi
tuh, harus menempuh 5-6 jam perjalanan dulu. Sedap betul! Berat di ongkos,
waktu, tenaga emosi. Jangan lupakan juga waktu itu kehidupan asmara juga sedang
diombang-ambingkan badai. Semua lini kehidupan rasanya nggak ada yang beres,
pengen restart, tapi tombolnya kan ga ada huhu.
Untungnya, aku punya support
system yang oke, hingga masa-masa suram itu terlewati juga.
Kuliah akhirnya selesai walau
harus 4,5 tahun, IPK masih di atas 3, masih bisalah buat menuhin syarat
administrasi nyari kerja.
Income juga naik seiring waktu.
Tamat kuliah, rasanya beneran udah jadi orang dewasa, cause i can pay my own
bill. Hehe.
Kehidupan asmara ternyata bisa
ada di titik baik-baik aja. Ketemu orang baru (eh, teman lama yang baru ketemu
lagi), menjalin hubungan dengan drama-drama receh saja tanpa ada yang terlalu
menyesakkan dada, lalu menikah.
2,5 tahun siaran di kabupaten pun,
akhirnya punya kesempatan balik lagi ke provinsi. Alhamdulillah.
Everything’s good kecuali satu
yang tersisa ..